MUTIARA KEHIDUPAN

header ads

Sikapmu Menentukan Kesuksesanmu

Teruslah belajar, bukan hanya untuk meningkatkan kemampuan teknis, tapi agar bisa memiliki sikap yang lebih baik.

Jalan-jalan di kota Teknologi Shenzen, China

Perjalanan ke kota Teknologi Shenzen, China, 1 Mei 2019 dalam rangka Shenzen International Pet Fair.

Launching buku Menggali Berlian di Surabaya

Buku Menggali Berlian di Kebun Sendiri karya Bambang Suharno diluncurkan di acara Grand City Convex Surabaya, di tengah acara pameran internasional Indolivestock Expo.

Meraih sukses

Jika sukses harus diraih dengan kerja keras banting tulang siang malam, itu namanya sukses dengan mesin manual. Anda perlu belajar meraih sukses dengan mekanisme sukses otomatis (Suksesmatic.com).

Pengalaman Naik Kereta TGV di Perancis

Perjalanan ke Rennes Perancis dalam rangka menghadiri pameran internasional, naik kereta TGV dari Paris ke Rennes.

AKU IKUT BERLINANG MEMBACA KISAH INSPIRATIF PROFESOR HABIBIE


Saya kutip Sebuah kisah yang sangat menyentuh. Insya Allah sangat bermanfaat.




Pada usianya 74 tahun, mantan Presiden RI, BJ Habibie secara mendadak mengunjungi fasilitas Garuda Indonesia didampingi oleh putra sulung, Ilham Habibie dan keponakannya(?), Adri Subono, juragan Java Musikindo.

Kunjungan beliau dan rombongan disambut oleh President & CEO, Bapak Emirsyah Satar disertai seluruh Direksi dan para VP serta Area Manager yang sedang berada di Jakarta.

Dalam kunjungan ini, diputar video mengenai Garuda Indonesia Experience dan presentasi perjalanan kinerja Garuda Indonesia sejak tahun 2005 hingga tahun 2015 menuju Quantum Leap.

Sebagai "balasan" pak Habibie memutarkan video tentang penerbangan perdana N250 di landasan bandara Husein Sastranegara, IPTN Bandung tahun 1995 (tujuh belas tahun yang lalu!).
t
Entah, apa pasalnya dengan memutar video ini?

Video N250 bernama Gatotkaca terlihat roll-out kemudian tinggal landas secara mulus diescort oleh satu pesawat latih dan sebuah pesawat N235. Pesawat N250 jenis Turboprop dan teknologi glass cockpit dengan kapasitas 50 penumpang terus mengudara di angkasa Bandung.

Dalam video tersebut, tampak para hadirin yang menyaksikan di pelataran parkir, antara lain Presiden RI Bapak Soeharto dan ibu, Wapres RI bapak Soedarmono, para Menteri dan para pejabat teras Indonesia serta para teknisi IPTN. Semua bertepuk tangan dan mengumbar senyum kebanggaan atas keberhasilan kinerja N250. Bapak Presiden kemudian berbincang melalui radio komunikasi dengan pilot N250 yang di udara, terlihat pak Habibie mencoba mendekatkan telinganya di headset yang dipergunakan oleh Presiden Soeharto karena ingin ikut mendengar dengan pilot N250.

N250 sang Gatotkaca kembali pangkalan setelah melakukan pendaratan mulus di landasan..................

Di hadapan kami, BJ Habibie yang berusia 74 tahun menyampaikan cerita yang lebih kurang sbb:

"Dik, anda tahu..............saya ini lulus SMA tahun 1954!" beliau membuka pembicaraan dengan gayanya yang khas penuh semangat dan memanggil semua hadirin dengan kata "Dik" kemudian secara lancar ia melanjutkan................."
Presiden Soekarno, Bapak Proklamator RI, orator paling unggul, .......itu sebenarnya memiliki visi yang luar biasa cemerlang! Ia adalah Penyambung Lidah Rakyat! Ia tahu persis sebagai Insinyur Indonesia dengan geografis ribuan pulau, memerlukan penguasaan Teknologi yang berwawasan nasional yakni Teknologi Maritim dan Teknologi Dirgantara. Kala itu, tak ada ITB dan tak ada UI. Para pelajar SMA unggulan berbondong-bondong disekolahkan oleh Presiden Soekarno ke luar negeri untuk menimba ilmu teknologi Maritim dan teknologi dirgantara. Saya adalah rombongan kedua diantara ratusan pelajar SMA yang secara khusus dikirim ke berbagai negara. Pendidikan kami di luar negeri itu bukan pendidikan kursus kilat tapi sekolah bertahun-tahun sambil bekerja praktek. Sejak awal saya hanya tertarik dengan `how to build commercial aircraft' bagi Indonesia. Jadi sebenarnya Pak Soeharto, Presiden RI kedua hanya melanjutkan saja program itu, beliau juga bukan pencetus ide penerapan `teknologi' berwawasan nasional di Indonesia. Lantas kita bangun perusahaan-perusahaan strategis, ada PT PAL dan salah satunya adalah IPTN.

Sekarang Dik,............anda semua lihat sendiri..............N250 itu bukan pesawat asal-asalan dibikin! Pesawat itu sudah terbang tanpa mengalami `Dutch Roll' (istilah penerbangan untuk pesawat yang `oleng') berlebihan, teknologi pesawat itu sangat canggih dan dipersiapkan untuk 30 tahun kedepan, diperlukan waktu 5 tahun untuk melengkapi desain awal, satu-satunya pesawat turboprop di dunia yang mempergunakan teknologi `Fly by Wire' bahkan sampai hari ini. Rakyat dan negara kita ini membutuhkan itu! Pesawat itu sudah terbang 900 jam (saya lupa persisnya 900 atau 1900 jam) dan selangkah lagi masuk program sertifikasi FAA. IPTN membangun khusus pabrik pesawat N250 di Amerika dan Eropa untuk pasar negara-negara itu.Namun, orang Indonesia selalu saja gemar bersikap sinis dan mengejek diri sendiri `apa mungkin orang Indonesia bikin pesawat terbang?'

Tiba-tiba, Presiden memutuskan agar IPTN ditutup dan begitu pula dengan industri strategis lainnya.

Dik tahu................di dunia ini hanya 3 negara yang menutup industri strategisnya, satu Jerman karena trauma dengan Nazi, lalu Cina (?) dan Indonesia.............

Sekarang, semua tenaga ahli teknologi Indonesia terpaksa diusir dari negeri sendiri dan mereka bertebaran di berbagai negara, khususnya pabrik pesawat di Bazil, Canada, Amerika dan Eropa................

Hati siapa yang tidak sakit menyaksikan itu semua.....................?

Saya bilang ke Presiden, kasih saya uang 500 juta Dollar dan N250 akan menjadi pesawat yang terhebat yang mengalahkan ATR, Bombardier, Dornier, Embraer dll dan kita tak perlu tergantung dengan negara manapun.

Tapi keputusan telah diambil dan para karyawan IPTN yang berjumlah 16 ribu harus mengais rejeki di negeri orang dan gilanya lagi kita yang beli pesawat negara mereka!"

Pak Habibie menghela nafas.......................

Ini pandangan saya mengenai cerita pak Habibie di atas;

Sekitar tahun 1995, saya ditugaskan oleh Manager Operasi (JKTOF) kala itu, Capt. Susatyawanto untuk masuk sebagai salah satu anggota tim Airline Working Group di IPTN dalam kaitan produksi pesawat jet sekelas B737 yang dikenal sebagai N2130 (kapasitas 130 penumpang). Saya bersyukur, akhirnya ditunjuk sebagai Co-Chairman Preliminary Flight Deck Design N2130 yang langsung bekerja dibawah kepala proyek N2130 adalah Ilham Habibie. Kala itu N250 sedang uji coba terus-menerus oleh penerbang test pilot (almarhum) Erwin. Saya turut mendesain rancang-bangun kokpit N2130 yang serba canggih berdasarkan pengetahuan teknis saat menerbangkan McDonnel Douglas MD11. Kokpit N2130 akan menjadi mirip MD11 dan merupakan kokpit pesawat pertama di dunia yang mempergunakan LCD pada panel instrumen (bukan CRT sebagaimana kita lihat sekarang yang ada di pesawat B737NG). Sebagian besar fungsi tampilan layar di kokpit juga mempergunakan "track ball atau touch pad" sebagaimana kita lihat di laptop. N2130 juga merupakan pesawat jet single aisle dengan head room yang sangat besar yang memungkinkan penumpang memasuki tempat duduk tanpa perlu membungkukkan badan. Selain high speed sub-sonic, N2130 juga sangat efisien bahan bakar karena mempergunakan winglet, jauh sebelum winglet dipergunakan di beberapa pesawat generasi masa kini.

Saya juga pernah menguji coba simulator N250 yang masih prototipe pertama.................

N2130 narrow body jet engine dan N250 twin turboprop, keduanya sangat handal dan canggih kala itu.........bahkan hingga kini.

Lamunan saya ini, berkecamuk di dalam kepala manakala pak Habibie bercerita soal N250, saya memiliki kekecewaan yang yang sama dengannya, seandainya N2130 benar-benar lahir.............kita tak perlu susah-susah membeli B737 atau Airbus 320.

***

Pak Habibie melanjutkan pembicaraannya....................

"Hal yang sama terjadi pada prototipe pesawat jet twin engines narrow body, itu saya tunjuk Ilham sebagai Kepala Proyek N2130. Ia bukan karena anak Habibie, tapi Ilham ini memang sekolah khusus mengenai manufakturing pesawat terbang, kalau saya sebenarnya hanya ahli dalam bidang metalurgi pesawat terbang. Kalau saja N2130 diteruskan, kita semua tak perlu tergantung dari Boeing dan Airbus untuk membangun jembatan udara di Indonesia".

"Dik, dalam industri apapun kuncinya itu hanya satu QCD,

? Q itu Quality, Dik, anda harus buat segala sesuatunya berkualitas tinggi dan konsisten? C itu Cost, Dik, tekan harga serendah mungkin agar mampu bersaing dengan produsen sejenis? D itu Delivery, biasakan semua produksi dan outcome berkualitas tinggi dengan biaya paling efisien dan disampaikan tepat waktu!Itu saja!"

Pak Habibie melanjutkan penjelasan tentang QCD sbb:

"Kalau saya upamakan, Q itu nilainya 1, C nilainya juga 1 lantas D nilainya 1 pula, jika dijumlah maka menjadi 3. Tapi cara kerja QCD tidak begitu Dik.............organisasi itu bekerja saling sinergi sehingga yang namanya QCD itu bisa menjadi 300 atau 3000 atau bahkan 30.000 sangat tergantung bagaimana anda semua mengerjakannya, bekerjanya harus pakai hati Dik.................."

Tiba-tiba, pak Habibie seperti merenung sejenak mengingat-ingat sesuatu ...........................

"Dik, ..........saya ini memulai segala sesuatunya dari bawah, sampai saya ditunjuk menjadi Wakil Dirut perusahaan terkemuka di Jerman dan akhirnya menjadi Presiden RI, itu semua bukan kejadian tiba-tiba. Selama 48 tahun saya tidak pernah dipisahkan dengan Ainun, ...........ibu Ainun istri saya. Ia ikuti kemana saja saya pergi dengan penuh kasih sayang dan rasa sabar. Dik, kalian barangkali sudah biasa hidup terpisah dengan istri, you pergi dinas dan istri di rumah, tapi tidak dengan saya. Gini ya............saya mau kasih informasi........... Saya ini baru tahu bahwa ibu Ainun mengidap kanker hanya 3 hari sebelumnya, tak pernah ada tanda-tanda dan tak pernah ada keluhan keluar dari ibu........................"

Pak Habibie menghela nafas panjang dan tampak sekali ia sangat emosional serta mengalami luka hati yang mendalam.............................seisi ruangan hening dan turut serta larut dalam emosi kepedihan pak Habibie, apalagi aku tanpa terasa air mata mulai menggenang.

Dengan suara bergetar dan setengah terisak pak Habibie melanjutkan........................

"Dik, kalian tau.................2 minggu setelah ditinggalkan ibu............suatu hari, saya pakai piyama tanpa alas kaki dan berjalan mondar-mandir di ruang keluarga sendirian sambil memanggil-manggil nama ibu......... Ainun......... Ainun ................. Ainun ..............saya mencari ibu di semua sudut rumah.

Para dokter yang melihat perkembangan saya sepeninggal ibu berpendapat `Habibie bisa mati dalam waktu 3 bulan jika terus begini..............' mereka bilang `Kita (para dokter) harus tolong Habibie'.

Para Dokter dari Jerman dan Indonesia berkumpul lalu saya diberinya 3 pilihan;

1. Pertama, saya harus dirawat, diberi obat khusus sampai saya dapat mandiri meneruskan hidup. Artinya saya ini gila dan harus dirawat di Rumah Sakit Jiwa!2. Opsi kedua, para dokter akan mengunjungi saya di rumah, saya harus berkonsultasi terus-menerus dengan mereka dan saya harus mengkonsumsi obat khusus. Sama saja, artinya saya sudah gila dan harus diawasi terus...............3. Opsi ketiga, saya disuruh mereka untuk menuliskan apa saja mengenai Ainun, anggaplah saya bercerita dengan Ainun seolah ibu masih hidup.

Saya pilih opsi yang ketiga............................"

Tiba-tiba, pak Habibie seperti teringat sesuatu (kita yang biasa mendengarkan beliau juga pasti maklum bahwa gaya bicara pak Habibie seperti meloncat kesana-kemari dan kadang terputus karena proses berpikir beliau sepertinya lebih cepat dibandingkan kecepatan berbicara dalam menyampaikan sesuatu) ...................... ia melanjutkan pembicaraannya;

"Dik, hari ini persis 600 hari saya ditinggal Ainun..............dan hari ini persis 597 hari Garuda Indonesia menjemput dan memulangkan ibu Ainun dari Jerman ke tanah air Indonesia.............

Saya tidak mau menyampaikan ucapan terima kasih melalui surat............. saya menunggu hari baik, berminggu-minggu dan berbulan-bulan untuk mencari momen yang tepat guna menyampaikan isi hati saya. Hari ini didampingi anak saya Ilham dan keponakan saya, Adri maka saya, Habibie atas nama seluruh keluarga besar Habibie mengucapkan terima kasih sebesar-besarnya, kalian, Garuda Indonesia telah mengirimkan sebuah Boeing B747-400 untuk menjemput kami di Jerman dan memulangkan ibu Ainun ke tanah air bahkan memakamkannya di Taman Makam Pahlawan. Sungguh suatu kehormatan besar bagi kami sekeluarga. Sekali lagi, saya mengucapkan terima kasih atas bantuan Garuda Indonesia"

Seluruh hadirin terhenyak dan saya tak kuasa lagi membendung air mata..............................

Setelah jeda beberapa waktu, pak Habibie melanjutkan pembicaraannya;

"Dik, sebegitu banyak ungkapan isi hati kepada Ainun, lalu beberapa kerabat menyarankan agar semua tulisan saya dibukukan saja, dan saya menyetujui.....................

Buku itu sebenarnya bercerita tentang jalinan kasih antara dua anak manusia. Tak ada unsur kesukuan, agama, atau ras tertentu. Isi buku ini sangat universal, dengan muatan budaya nasional Indonesia. Sekarang buku ini atas permintaan banyak orang telah diterjemahkan ke beberapa bahasa, antara lain Inggris, Arab, Jepang..... (saya lupa persisnya, namun pak Habibie menyebut 4 atau 5 bahasa asing).Sayangnya buku ini hanya dijual di satu toko buku (pak Habibie menyebut nama satu toko buku besar), sudah dicetak 75.000 eksemplar dan langsung habis. Banyak orang yang ingin membaca buku ini tapi tak tahu dimana belinya. Beberapa orang di daerah di luar kota besar di Indonesia juga mengeluhkan dimana bisa beli buku ini di kota mereka.

Dik, asal you tahu............semua uang hasil penjualan buku ini tak satu rupiahpun untuk memperkaya Habibie atau keluarga Habibie. Semua uang hasil penjualan buku ini dimasukkan ke rekening Yayasan yang dibentuk oleh saya dan ibu Ainun untuk menyantuni orang cacat, salah satunya adalah para penyandang tuna netra. Kasihan mereka ini sesungguhnya bisa bekerja dengan nyaman jika bisa melihat.

Saya berikan diskon 30% bagi pembeli buku yang jumlah besar bahkan saya tambahkan lagi diskon 10% bagi mereka karena saya tahu, mereka membeli banyak buku pasti untuk dijual kembali ke yang lain.

Sekali lagi, buku ini kisah kasih universal anak manusia dari sejak tidak punya apa-apa sampai menjadi Presiden Republik Indonesia dan Ibu Negara. Isinya sangat inspiratif..................."

(pada kesempatan ini pak Habibie meminta sesuatu dari Garuda Indonesia namun tidak saya tuliskan di sini mengingat hal ini masalah kedinasan).

Saya menuliskan kembali pertemuan pak BJ Habibie dengan jajaran Garuda Indonesia karena banyak kisah inspiratif dari obrolan tersebut yang barangkali berguna bagi siapapun yang tidak sempat menghadiri pertemuan tsb. Sekaligus mohon maaf jika ada kekurangan penulisan disana-sini karena tulisan ini disusun berdasarkan ingatan tanpa catatan maupun rekaman apapun.

Jakarta, 12 Januari 2012

Salam,
Capt. Novianto Herupratomo
Sumber : kaskus
 
CATATAN SAYA:
membaca cerita ini, mata saya ikut berlinang. Terima kasih prof Habibie yang telah memberi banyak pelajaran melalui pelajaran hidupnya. terima kasih untuk Capt. Novianto yang telah berbagi kisah inspiratif.  Bambang Suharno

Mau Wirausaha, Wiraswasta atau Entrepreneur?



Akhir-akhir ini istilah wirausaha dan wirausaha sering dipakai untuk menterjemahkan kata entrepreneur. Di kalangan tertentu khususnya yang terpelajar lebih suka menggunakan istilah asli, yaitu entrepreneur. Sementara itu kalangan pejabat menggunakan istilah wiraswasta atau wirausaha.

Dalam pandangan masyarakat kita, wiraswasta digambarkan sebagai seorang yang menjalankan usaha keluarga yang dikerjakan sendiri dan sulit berkembang. Misalnya punya bengkel, dikerjakan sendiri atau hanya dibantu oleh satu dua orang yang kerjanya hanya kalau disuruh saja. Wiraswasta identik dengan usaha yang sulit berkembang. Kalau kita lihat banyak usaha yang sudah puluhan tahun berjalan, tapi nyaris tanpa perkembangan. Bahkan sebagian kemudian berhenti dengan menanggung hutang. Banyak juga wiraswasta yang dijalankan karena mereka tidak mendapatkan pekerjaan di tempat yang dipandang bergensi misalkan PNS, BUMN, Perusahaan multinasional dan sebagainya. Nah, ketika usahanya berjalan ternyata ada lowongan kerja yang sesuai dengan impiannya, maka usahanya ditinggal alias ditutup. Itulah wiraswasta.

Pendek kata istilah wiraswasta semakin tidak keren. Mereka yang menyandang label wiraswasta dipandang sebagai pelaku usaha yang berjalan seadanya.
Atas dasar itulah Indonesian Entrepreneur Society (IES) menyepakati definisi yang membedakan wiraswasta dengan wirausaha.

Wiraswasta adalah pelaku UKM yang perkembangannya lambat akibat dikelola sendiri tanpa sistem manajemen yang baik. Sedangkan Wirausaha adalah terjemahan dari entrepreneur, yaitu bisnis yang dapat dijalankan dengan sistem manajemen yang baik sehingga pemilik usaha dalam menjalankan bisnisnya tanpa kehadiran dirinya. Wirausaha memungkinkan seseorang memiliki usaha yang yang cabangnya puluhan bahkan ratusan. Wirausaha mampu membuat cabang di luar negeri. Wirausaha membuat pemiliknya bisa jalan-jalan dan bisnisnya tetap jalan dan berkembang.

Jadi beda orang berlabel wiraswasta dengan wirausaha terdapat  pada cara mengelola usahanya. Jika seorang pemilik toko, tiap hari membuka toko sendiri, “nongkrongin” toko dari pagi hingga toko tutup, dan dia harus menutup tokonya ketika ia harus ada acara keluar, maka ia pasti pelaku wiraswasta.
Sebaliknya jika ada pelaku bisnis yang menjalankan usahanya dengan mendelegasikan pekerjaan kepada timnya, ia sudah masuk dalam kategori wirausaha.  Wirausaha memiliki mimpi besar untuk membangun bisnisnya. Alhasil, meskipun mulainya sama-sama dari Nol, wirausaha membuat bisnis menjadi besar, memiliki banyak cabang, bahkan bisa berkembang dengan sistem franchise.
Mau pilih jadi wiraswasta atau wirausaha? Tentunya impian kita adalah wirausaha. Bagaimana cara menjadi wirausaha sukses? Sabar.....hari ini sementara cukup dulu ya.

Salam sukses

Guru Yang Memberi Cahaya


Di sebuah sekolah menengah yang baru saja menyelenggarakan try out (uji coba) ujian akhir nasional, seorang guru senior merasa kecewa dengan hasil yang diperoleh oleh siswanya yang ternyata sangat jauh dari harapan. Di hadapan para siswa, guru itu menyampaikan pesan-pesannya.

“Baiklah anak-anak sekalian. Kalian telah melihat hasil uji coba ujian akhir nasional. Ternyata hasilnya sangat mengecewakan kita semua,” ujar pak Guru dengan raut muka serius.

Saya tidak mengerti kenapa kalian mendapat nilai yang sangat mengecewakan. Padahal sebagai guru saya sudah memberikan semuanya kepada kalian. Kenapa kalian membalas kebaikan kami dengan cara demikian? Kalau sudah seperti ini, saya tidak tahu lagi apa yang harus saya katakan. Masa depan kalian sudah bisa saya gambarkan. Suram!” tambahnya.

Seluruh ruangan senyap. Gesekan kertas dan suara angin menjadi terdengar jelas. Semua siswa diam seribu bahasa. Mereka yang dalam keadaan kecewa melihat hasil try out yang  jauh dari harapan, menjadi kian panik.

Sementara itu di sekolah lain yang juga baru selesai menyelesaikan uji coba dengan hasil yang kurang lebih sama buruknya, suasana kelas tampak berbeda. Seorang guru memberikan tanggapannya dengan wajah yang lebih tenang.

“Baiklah anak-anak semuanya. Kalian tentu telah melihat hasil try out ujian akhir nasional. Hasilnya memang belum sesuai harapan kita semua, bahkan mungkin ada di antara kalian yang sangat kecewa. Namun saya percaya ini bukanlah hasil terbaik yang kalian tampilkan,” nadanya terdengar bijak.

Ini baru uji coba, baru pemanasan. Kami pihak guru yakin bahwa jika kalian dapat memperbaiki cara belajar dengan serius, maka kita akan menuai sukses. Kita semua akan benar-benar diuji pada saat ujian akhir nasional. Jadi kalian harus mempersiapkan diri sebaik mungkin, dan kami para guru, dengan senang hati membantu kalian agar bisa sukses pada ujian akhir nasional. Oke! Kita sekarang bersama-sama sepakat untuk meraih kesuksesan pada saat ujian akhir nasional!”

Kejadian pertama adalah contoh guru yang hanya sekedar pengajar, bukan pendidik. Dia bisa jadi seorang guru yang pintar dan cerdas namun belum memiliki kemampuan memotivasi siswa. Sebaliknya guru yang kedua adalah guru yang mencerahkan, yang memberi cahaya ketika situasinya terasa gelap. Ia memberi motivasi dengan cara membingkai ulang peristiwa (reframing).

Zulfiandri, seorang pakar  quantum teaching, dalam bukunya Qualitan Teaching, mengatakan, dalam memotivasi siswa, seorang guru disarankan menggunakan teknik ini ketika melihat prestasi yang kurang bagus pada anak didiknya. Ada dua jenis reframing, yaitu context reframing(membingkai ulang peristiwanya) dan meaning reframing (membingkai ulang maknanya).

Teknik membingkai ulang peristiwa dilakukan dengan memberikan pandangan alternatif terhadap sebuah kejadian. Dalam kasus di atas, guru mengatakan “ini baru uji coba”. Kata-kata “baru uji coba” merupakan teknik membingkai ulang peristiwa yang dapat memberi motivasi ke siswa bahwa ujian yang sesungguhnya adalah ujian akhir nasional, sehingga harus dilakukan persiapan yang lebih baik.

Guru pada contoh kedua juga menerapkan teknik membingkai ulang pada maknanya, dengan mengatakan “saya yakin ini bukanlah hasil terbaik yang kalian bisa tampilkan”. Jelas sekali kata-kata ini sangat positif dampaknya bagi para siswa yang tengah gelisah melihat hasil uji coba ujian yang jelek.
Teknik reframing sering kita dengar dari para orang tua dan para pemimpin yang bijak. Ini adalah cara mengambil pelajaran dari sebuah kejadian dengan cara yang tidak menggurui. Perlu dipahami, dua teknik reframing ini tidak selalu dapat digunakan dalam satu waktu.
Umpamanya ada seseorang yang kesal mengalami penundaan pesawat yang disebabkan oleh kerusakan mesin.  Bagi orang yang sedang terburu-buru dan ingin segera sampai tujuan, tidaklah tepat  membingkai ulang peristiwa dengan mengatakan, “nikmati saja penundaan ini dengan menikmati suasana bandara, berkeliling dan berbelanja oleh-oleh”. Kalimat yang terkesan bijak ini sangat mungkin malah membuat dia emosi karena sedang terburu-buru malahan disuruh menghabiskan waktu yang tidak jelas.
Oleh karena itu cara yang tepat adalah dengan membingkai ulang maknanya (meaning reframing), umpamanya dengan mengatakan bahwa lebih baik kerusakan diketahui sekarang dan diperbaiki sekarang juga saat masih di darat, daripada ketahuan rusak ketika pesawat sedang terbang.
Dengan membingkai ulang makna dari kejadian kerusakan mesin pesawat, penumpang dapat langsung membayangkan betapa berbahayanya jika kerusakan pesawat baru diketahui pada saat pesawat sudah berada di angkasa. Perubahan pemahaman ini akan dapat membuat penumpang yang tadinya gelisah dapat menjadi lebih tenang.
Pada situasi lebaran, kita bisa saja kecewa dengan kemacetan mudik meskipun sebelumnya sudah mengatur jadwal perjalanan agar terhindar dari kemacetan. Menghadapi situasi itu banyak pemudik yang memaknai situasi macet ini sebagai bagian dari perayaan lebaran itu sendiri.  Untuk itu kemacetan dapat diisi dengan kegiatan memotret pemandangan indah dan unik di sepanjang perjalanan atau kegiatan lainnya yang lebih bermakna.
Kita perlu mengupayakan segalanya berjalan sesuai harapan. Manakala yang terjadi jauh dari harapan, kita dapat memandang dengan makna yang positif dan melakukan tindakan yang lebih baik di waktu selanjutnya. Salah satunya dengan teknik reframing. Bukankah kita ingin seperti guru yang dapat memberi “cahaya” untuk muridnya? Selamat mencoba.***

Email: bambangsuharno@yahoo.com.

Filosofi Kematian Dari Steve Jobs



Jika kita hidup setiap hari seperti hari terakhir bagi kita, maka kita akan menciptakan sesuatu yang benar-benar besar. (Steve Jobs).
Dunia baru saja kehilangan seorang legenda teknologi computer bernama  Steve Jobs. Seingat saya, baru kali ini kematian seorang pengusaha diberitakan sedemikian heboh dan menginspirasi.

Ini membuat saya penasaran ingin tahu riwayat hidup Steve Jobs. Banyak orang mengelu-elukannya dan menyebutnya sebagai seorang penemu, pebisnis dan inspirator dunia modern.
Di antara berbagai artikel mengenai Steve Jobs, ada  dua tulisan yang sangat bagus yaitu pidato Steve Jobs di acara Wisuda Universitas Stanford  tahun 2005, dan artikel biografi singkat yang ditulis oleh Davit Putra (davitputra.net).

Steve Jobs lahir dari rahim seorang mahasiswi muda yang hamil di luar nikah dengan seorang lelaki yang tidak tamat SMA.  Steve Jobs kecil diadopsi seorang pengacara hingga kemudian dapat menikmati bangku kuliah yang cukup bergengsi, di Reed College.

Selama kuliah 6 bulan, Steve Jobs tidak merasa tenang hatinya karena telah menghabiskan uang tabungan orang tua angkatnya untuk bisa kuliah di Perguruan Tinggi mahal. Ia kemudian memutuskan keluar dari bangku kuliah dan mengambil jalur non formal di kampus yang sama, yaitu kursus kaligrafi selama 18 bulan. Steve Jobs rela hidup prihatin dengan tidur di lantai asrama teman-temannya, menukarkan botol cola agar mendapatkan 5 sen untuk membeli makanan, dan berjalan sejauh 10 km seminggu sekali untuk memperoleh makanan yang baik di Candi Hare Krishna.

Di depan mahasiswa Stanford, Steve Jobs mengaku, ketika belajar kaligrafi, ia tidak memiliki pikiran bahwa suatu saat ilmu ini akan bermanfaat bagi perjalanan karirnya. Akan tetapi sepuluh tahun kemudian, ketika ia mendesain komputer Macintosh pertama, ilmu kaligrafi yang didalaminya seperti datang kembali kepadanya untuk memberikan gagasan baru mengenai komputer. Komputer itu merupakan komputer pertama yang didesain dengan tipografi yang indah.  

Saya baru ingat sekarang bahwa sekitar 10 tahun lalu para praktisi disain grafis sering membangga-banggakan komputer machintosh (Mac) yang harganya selangit  dan dapat menghasilkan disain dengan tipografi yang sangat bagus. Waktu itu para desainer grafis merasa ketinggalan jika komputer yang dipakai adalah PC biasa yang harganya murah. Belakangan saya baru tahu bahwa itu adalah karya Steve Jobs.  

“Jika saya tidak pernah mengambil kursus kaligrafi sewaktu drop out di kampus, komputer Mac mungkin tidak mempunyai beragam tipe huruf atau spasi huruf-huruf yang proporsional dan indah,” ujar Steve Jobs dalam pidatonya.

Steve Jobs berpendapat bahwa menghubungkan beberapa momen kehidupan sangat penting dalam mengambil keputusan. Contoh kongkritnya adalah mempelajari kaligrafi dengan mengembangkan teknologi computer, dua hal yang dulunya dianggap tak berhubungan sama sekali.

Ketika Apple menjadi perusahaan besar beromset $2 miliar dengan 4000 pekerja, Steve Jobs dipecat oleh CEO atas persetujuan Dewan Direksi. Kedengarannya aneh bahwa ada pendiri perusahaan yang dipecat oleh CEO nya sendiri karena perbedaan pandangan ke depan. Tapi itulah kenyataannya. 

Beberapa bulan setelah dipecat Steve tidak tahu harus berbuat apa. Untunglah ada satu hal yang dia ingat, yaitu ia masih mencintai bidang pekerjaannya. Karena masih sangat mencintai bidangnya, maka pelan-pelan bangkit kembali dan mendirikan perusahaan baru, NeXT Computer dan Pixar Animation. Pixar menghasilkan karya besar berupa film animasi komputer pertama yang sukses—Toys  Story, dan menjadi studio animasi film terbaik di dunia saat itu. Apple kemudian membeli  Perusahaan NeXT dan Steve Jobs kembali lagi ke Perusahaan Apple. Teknologi yang dikembangkan di NeXT Computer kemudian menjadi jantung teknologi Apple.
Dari sini Steve Jobs sempat berujar dalam pidatonya , “Saya yakin semua tidak akan pernah terjadi jika saya tidak dipecat oleh Apple. Ini merupakan obat mujarab yang sangat pahit, tapi saya pikir setiap pasien membutuhkannya. Kadang-kadang kehidupan menghancurkan anda dengan amat kejam. Janganlah hilang kepercayaan. Saya yakin bahwa satu hal yang bisa membuat saya bertahan adalah bahwa saya mencintai apa yang saya lakukan. Kita harus mencari apa yang sebenarnya kita cintai”.

Di sini kelihatan bahwa seburuk apapun yang menimpa dirinya, Steve Jobs tak kehilangan energi positif untuk menyikapi semuanya..

Ada satu pesan penting dari Steve Jobs yang sangat berharga bagi siapapun. Yaitu soal kematian. Setiap kita pasti takut kalau bicara kematian. Namun yang pasti kematian adalah hal yang akan dialami setiap makhluk hidup. Apa yg akan kita lakukan jika Malaikat memberi tahu bahwa esok hari nyawa kita akan dicabut? Tentu kita akan melakukan hal yang terbaik dalam hidup.

Filosofi  kematian inilah yg dianut oleh Steve Jobs. Setiap pagi ia berdiri di depan cermin dan bertanya pada diri sendiri , “Jika hari ini adalah hari terakhir saya, apakah saya akan melakukan apa yang seharusnya saya lakukan?” Ketika jawabannya ‘tidak’, ia tahu bahwa ada sesuatu yang harus ia rubah.

Steve Jobs pernah divonis dokter terserang kanker pankreas dan diprediksi dapat bertahan hidup hanya 6 bulan. Ternyata selama 8 tahun ia masih bertahan dan tetap menghasilkan karya-karya besar.  Produk-produk iPhone, iPod Touch, iPad, Macbook Air, dirancang dan digarap saat ia telah didiagnosa mengidap kanker pankreas.
Pesan Steve Jobs tentang kematian sangat jelas dan menyentuh hati para pengagumnya, yaitu, “Jika kita hidup setiap hari seperti hari terakhir bagi kita, kita akan menciptakan sesuatu yang benar-benar besar di kemudian hari.”
Selamat jalan Steve Jobs.
Kami mengenang karya dan petuahmu.***